Rabu, 10 November 2010

Pengkaderan Pertama Mahasiswa Baru Teknik Kimia

Reaksi merupakan pengkaderan pertama yang ada di jurusan Teknik kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang (PNUP). Tujuan diadakannya pengkaderan ini yakni memperkenalkan lingkungan internal dan eksternal kampus yang menunjang kegiatan perkuliahan, melakukan upaya dekontruksi konsep pemikiran mahasiswa baru, melakukan identifikasi potensi kader dan menumbuhkan rasa kebersamaan dan saling menghargai.

Kegiatan ini dilaksanakan pada 23-24 Oktober dan bertempat di Laboratorium Pilot Plant Jurusan teknik kimia PNUP. Kegiatan ini ditujukan untuk mahasiswa baru yang mendaftar di jurusan teknik kimia. Menurut Rafsanjani, ketua umum Keluarga Mahasiswa Teknik Kimia (KMTK) kegiatan ini diharapkan dapat menumbuhkan kepekaan terhadap kondisi yang terjadi di sekitar lingkungannya dan teridentifikasinya potensi-potensi kader mendatang serta menumbuhkan semanngat berorganisasi.
Dalam pembukaan kegiatan ini, turut hadir juga Vilia D. Paramita S.TP, M.Food,Sc, Pembina kemahasiswaan KMTK; Ir. Swastanti Brotowati M.Si, ketua jurusan teknik kimia dan Ir. Arsyad Habe MT, pembantu Direktuk III PNUP. (JFR)
Selengkapnya...

Mengakrabkan Diri


SMAN 1 Pangkep, merupakan salah satu sekolah yang mempunyai banyak bibit-bibit atlit. Banyak atlit Porda yang dilahirkan di sekolah ini. Salah satunya Rezkiyana Zainuddin, atlit basket untuk Pekan Olahraga Daerah yang akan digelar di Pangkajene.

Menurut Rezki, olah raga basket merupakan olah raga yang membutuhkan stamina yang kuat dan kerja sama yang tinggi. Maka dari itu, untuk menjaga kerja sama dengan timnya, Rezki mengaku selalu mengakrabkan dirinya dengan teman satu tim guna menjalin kerja sama yang baik.
“Dengan akrab sesama tim, kita bisa menjalin kerja sama yang baik. Karena sudah tidak ada lagi rasa canggung terhadap rekan tim,” akunya.
“Saya harap bisa menang dalam pertandingan dan bisa bermain ke tingkat yang lebih tinggi lagi,” harap Rezki. Bisa menang dan mengharumkan nama Pangkep merupakan motivasi yang dibawa saat bertanding di lapangan kelak.
Dalam hal belajar, remaja yang duduk di bangku XI IPA 2 ini mengaku tidak kesulitan. “Dengan membaca 1 jam di waktu malam, saya rasa sudah cukup,” aku Rezki. (JFR)
Selengkapnya...

Harumkan Nama Pangkep

Basket merupakan olah raga yang membutuhkan kerja sama yang tinggi. Pasalnya, pada olah raga ini kekompakan sangat diperlukan untuk menjadi yang lebih unggul. Selain Putra, olah raga ini juga banyak diminati oleh putrid, seperti Nurul Aprilyani.

Menurutnya, basket merupakan olah raga yang banyak fungsinya. Selain menambah pengalaman, basket juga bisa menyehatkan. Menurut remaja dari pasangan Nahdar dan Nur Aminah ini, awalnya hanya coba-coba bermain basket.
Namun seiring dengan berjalannya waktu, ia jadi gemar bermain basket. “Orang tua sangat mendukung akan olah raga yang saya geluti kini,” ungkapnya.
“Sukanya menjadi atlet basket, yakni bisa menambah pengalaman dan bisa ke luar daerah kalau ada pertandingan. Selain itu, latihan yang keras menjadi duka dalam menjalani dunia olah raga ini. Namun saya sadar, dengan latihan yang keras itu, saya bisa melatih mental saya supaya tangguh di lapangan,” lanjut Nurul.
Mulai kelas 1 SMA, remaja kelahiran Pangkep ini mulai menekuni olah raga basket. “Mudah-mudahan dengan basket, saya bisa mengharumkan nama Pangkajene dan kepulauan,” harap Nurul.
Meskipun latihan terus menerus, namun ia tak meninggalkan pelajaran di sekolahnya. “Bila saya tidak masuk, saya selalu menanyakan ada tugas atau tidak ke teman, sehingga selama ini tidak ada mata pelajaran yang tertinggal,” akunya. (JFR)
Selengkapnya...

Latihan Secara Intensif

Lagi-lagi SMAN 1 Pangkajene menelurkan satu siswinya dalam cabang olah raga lempar cakram dan tolak peluru untuk dikirim pada Porda mendatang. Siswi yang dimaksud, yakni Ulfa Mayasari. Dia mengatakan, olah raga ini mulai ditekuni sejak kelas 6 SD.

Ulfa menjelaskan, persiapannya dalam menghadapi Porda nanti, yakni dengan latihan secara intensif dari bulan Maret. Selain itu, target yang ingin dia kejar yakni juara pertama. Menurutnya, dengan latihan intensif tidak ada yang mengganggu mata pelajarannya.
Remaja yang lahir di Pangkajene ini bercita-cita menjadi Polwan. Ulfa mengaku suka dengan olah raga ini karena masih kurang peminatnya. “Jadi peluang untuk menang bisa besar,” ungkapnya. Capailah prestasi setinggi mungkin merupakan motto dari siswi yang ingin masuk ke UNM dengan jalur PPLM ini.
Ternyata selain olah raga lempar cakram dan tolak peluru, Ulafa juga menggemari atletik dan juga karate. Bahkan, ia pernah mendapat juara dalam pertandingan karate tingkat kabapaten. “Baru satu minggu bergabung, sudah juara tiga tingkat kabupaten,” tutur Ulfa. (JFR)
Selengkapnya...

Turunan Dari Ayah

Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Perumpaan ini merupakan gambaran dari Fayzal Amri R, atlit menembak dalam pekan olah raga daerah yang akan dilaksanakan di kabupaten Pangkep. Remaja yang masih berusia 16 tahun ini mengaku, bakat menembak yang dimilikinya merupakan turunan dari orang tuanya.

Menurut remaja yang akrab disapa Fayzal ini, ketertarikan dalam dunia menembak didapatkan dari ayahnya yang juga atlit nasional dan pernah membawa nama Sulawesi Selatan dalam olah raga menembak.
“Awalnya waktu sekolah dasar pernah ikut ayah berburu burung di sawah atau di hutan. Awalnya tidak menarik. Akan tetapi, gara-gara prestasi yang didapatkan oleh Ayah dalam bidang menembak, maka saya menjadi tertarik juga,” akunya.
“Enaknya dalam dunia menembak, yakni kita bisa belajar bagaimana cara menyatukan pikiran dan hati, sehingga dapat berjalan dengan lancar. Akan tetapi, susahnya dalam persiapan Porda ini, yakni tempat untuk berlatih. Karena tidak ada tempat indoor untuk latihan, sehingga kalau hujan turun, kita tidak jadi latihan,” ungkap Fayzal.
Peran terbesar dalam mengambangkan bakat yang dimilikinya adalah dari kedua orang tuanya. ”Karena orang tua saya tidak pernah memaksa untuk suka akan suatu hal. Malahan, bapak pernah bilang kalau saya harus tempuh jalan saya sendiri, yang tanpa paksaan. Selain itu juga, orang tua merupakan motivasi dan pelatih dalam hidup saya,” tuturnya.
Ingin mengharumkan nama Pangkep di Porda merupakan harapan terbesarnya. Meskipun sibuk latihan, akan tetapi ia tidak lupa akan kewajibannya untuk belajar. Seusai latihan dan istirahat sejenak, remaja ini langsung ke kamarnya untuk belajar dan mempersiapkan bahan pelajaran untuk esoknya. (JFR)
Selengkapnya...

Mengasyikkan dan Menyehatkan

Selain Rezkiyana Zainuddin dan Nurul Aprilyani, SMAN 1 Pangkajene masih mempunyai atlit basket yang berbakat, yakni Fadillah Fajriani. Remaja yang lahir di Pangkajene ini mengaku sejak kelas 5 SD sudah bergabung dengan klub basket. “Saya suka dengan olah raga ini karena mengasyikkan dan menyehatkan,” akunya.

“Sekolah saya sangat mendukung bakat setiap siswanya. Bahkan, membuat klub basket untuk siswa yang hobi dengan olah raga ini,” tutur Fadillah. Menurutnya, ia jarang sakit karena sering berlatih basket.
Dalam mempersiapkan saat pertandingan Porda nanti, remaja yang duduk di kelas XI IPA 4 ini mengaku hanya dengan menjaga stamina ditambah dengan latihan yang keras dan serius.
Selain itu, Fadillah berharap supaya pemerintah Pangkajene dan kepulauan bisa bekerja sama dengan sekolahnya. Agar bibit atlit yang ada di SMAN 1 Pangkajene bisa tersalurkan sesuai dengan bidangnya.
Meskipun berlatih dengan keras dan serius, namun tanggung jawabnya dalam menuntut ilmu tidak dilupakannya. “Jadwal belajar saya tetap sama dengan jadwal belajar yang dulu dan tidak terbebani dengan jadwal latihan basket,” tuturnya. (JFR)
Selengkapnya...

Dapat Beasiswa Dari Pemerintah

Olah raga bridge merupakan olah raga yang mengolah keseimbangan antara IQ dan EQ. Selain itu, olah raga ini juga mengedepankan semangat, kejujuran dan disiplin. Kebanyakan kaum putra yang mendominan dalam permainan ini. Akan tetapi, Nurul Iqra membuktikan bahwa permainan ini bukan hanya untuk putra.

Remaja kelahiran Pangkejene pada 28 Februari ini mengaku, permainan bridge sangat mengasikkan bagi dirinya. Dengan bridge juga, ia bisa mengikuti kegiatan hingga tingkat nasional. Bukan hanya itu, dari kemahirannya bermain bridge, ia pun mendapatkan beasiswa dari pemerintah.
“Saya bisa membuktikan bahwa saya bisa bermain bridge, karena menurut orang permainan ini sangat sulit,” tuturnya.
Sejak tahun 2003, dirinya sudah terdaftar dalam klub bridge. Maka tak ayal, prestasi-prestasi dari tingkat kabupaten hingga nasional mulai dikantonginya satu per satu. Persiapan untuk ke jenjang Porda, yakni dengan latihan dan kerja keras.
“Saya harap bisa bermain hingga tingkat internasional dan membawa nama Pangkajene dan kepulauan serta Indonesia,” harap Nurul. Maka dari itu, dengan motivasi bisa bertanding ke kanca internasional, dia bertekad harus menang dan menjadi juara dalam Porda nanti. Dia memastikan, latihan bridge tidak mengganggu dengan aktifitas belajar yang dilakoninya. (JEF)
Selengkapnya...

Orang Tua Pelatih Utama

Jarang sekali orang yang masih berstatus siswa berminat untuk belajar tenis lapangan. Beda halnya dengan Muflih Wahid Hamid. Salah satu perwakilan Pangkep dalam Porda mendatang.
Menurutnya, olah raga ini merupakan ajang untuk gaul dan mempunyai peluang ke depannya. “Olahraga ini mempunyai pergaulan yang bagus, karena dalam olah raga ini banyak diminati oleh kaum pejabat,” tutur Muflih.

Sejak kelas 3 SD, remaja yang duduk di bangku XII IPA 3 ini menggelutinya. Maka tak ayal, prestasinya kini telah memanjang dalam sejarah hidupnya. Untuk itu, kemampuan dalam bermain tenis juga tidak diragukan lagi.
Peran terbesar dalam hidupnya hingga bisa berprestasi, menurut remaja yang mempunyai cita-cita seorang polisi ini, yakni orang tuanya. “Karena orang tualah saya bisa berprestasi. Pertama kali saya kenal dengan tenis lapangan dari orang tua juga. Beliau yang mengajarkan dan melatih saya sejak kelas 3 SD,” ungkap pria yang ingin belajar di Akpol ini.
Suka duka juga menjadi pengalaman yang tidak terlupakan dalam dirinya. “Susahnya perlengkapan dan peralatan untuk bermain sangat mahal. Karena raket untuk bertanding berbeda harganya, jauh lebih mahal,” ungkap pria kelahiran 14 November ini.
Dengan motivasi semangat hingga akhir, ia berharap bisa membawa nama Pangkep ke kanca nasional. Meskipun sibuk dengan latihan persiapan Porda, namun ia mengaku tidak sulit untuk memadukannya dengan dunia sekolah. “Harus bisa memanajemen waktu, karena itu konsekuensi bagi atlit yang masih belajar,” tutur pria yang lahir di Pangkajene ini. (JFR)
Selengkapnya...