Senin, 17 Januari 2011

Ikhsan Valid B Tak Putus Asa

Kegagalan merupakan salah satu kata yang membuat sebagian orang menjadi patah semangat, dan menyerah. namun tidak untuk Ikhsan Valid B. meskipun pada kelas 3 STM sempat gagal untuk lolos ke provinsi, namun berkat kerja kerasnya dan menjadikan kegagalan tersebut sebagai penyemangatnya. maka pada tahun ini dia berhasil membawa satu perak untuk Indonesia dalam bidang elektronika industri.

Pria yang mempunyai motto hidup adalah untuk mencari bahagia buat diri sendiri dan orang lain ini mengaku tertarik dengan program keahlian Elektronika Industri sejak awal masuk STM. “Saya melihat kakak-kakak dari jurusan Elektronika Industri hebat dan pintar dalam seleksi LKS, sehingga saya bertekad untuk masuk dan menjadi salah satu pesertanya juga serta memperlajari lebih dalam tentang elektronika industry ini,” tutur pria yang bercita-cita menjadi insinyur.
menurutnya, elektronika industry mudah dipelajari, dan bisa tahu tentang listrik, elektronika, sehingga bisa membantu orang lain. “Orang-orang mengatakan ilmu elektronika itu susah, disitulah tantangan untuk saya, untuk membuktikan bahwa saya bisa,” ujar Pria yang pernah menjadi Juara 1 LKS se-Sulawesi Selatan.
kendala yang dihadapi dirinya dalam mempersiapkan ke nasional yakni kekurangan materi pembelajarannya. “Jujur pada saat latihan, kita kekurangan materi, kita kalah dengan siswa dari jawa. namun untuk menutupi kekurangan itu kita terus belajar, sering ber-eksperiment dan shering dengan senior yang sudah berhasil di dunia itu,” ujar pria yang menjadikan support orang tua menjadi tambahan penyemangatnya.
Selama aktif sekolah, Pria ini juga aktif dalam Organisasi seperti madding sekolah, OSIS, dan marching band. “Cara mengatur belajar dan kegiatan organisasi saya yakni dengan melihat mana yang lebih urgent, intinya yakni kita harus pintar-pintar dalam manajemen waktu,” ungkap pria yang berani ambil resiko dan bertanggung jawab.
kiat-kiat yang diterapkan oleh dirinya untuk masuk dalam kanca internasional yakni dengan kesungguhan dalam mengerjakan soal-soal, serius dan focus. Meskipun kita pernah gagal namun kita harus tetap focus dengan apa yang sekarang terjadi,” ungkap pria yang mempunyai kata motivasi “lebih baik pulang nama dari pada tidak membawa mendali,”. (JFR)
Selengkapnya...

Ibnu Hasyim peringkat ke-7 bidang refrigasi

Ibnu Hasyim
peringkat ke-7 bidang refrigasi
Ingin mengajar Orang yang tidak mampu
Ketertarikannya pada dunia refrigasi dimulai saat dirinya mendaftar menjadi siswa SMKN 5 Makassar. “Saya mengenal dunia refrigasi saat pengenalan program keahlian yang baru pada siswanya. Disitu kita diberitahukan tentang mata pelajaran dan praktikumnya serta peluang kerja ketika kita lulus. Maka dari situ saya mulai tertarik,” tutur siswa yang mempunyai nama lengkap Ibnu Hasyim.

menurutnya, minat siswa akan program keahlian refrigasi di Sulawesi selatan masih minim, sehingga dapat mempermudah dirinya untuk memperoleh pekerjaan dari program keahlian yang digeluti Selama 4 tahun itu. “Kebanyakan siswa, menganggap program keahlian pendingin itu sulit, padahal materi yang diajarkan have fun dan juga program keahlian ini (Pendingin.red) di Sulawesi selatan belum terlalu terkenal. sehingga lapangan kerja nantinya akan mudah,” tutur pria yang pernah menjadi juara 1 LKS tingkat nasional.
program keahlian pendingin, menurut pria yang akrab disapa Inu, pembelajarannya banyak menggunakan logika, dan praktikumnya tidak terlalu berat serta menggunakan prinsip alam. Jalani hidup dengan keyakinan merupakan Motto dari pria peraih peringkat 7 dalam Asian Skil Competion. selain itu, tidak ada yang tidak mungkin kalau kita berusaha merupakan prinsip hidup yang selalu diembannya.
persiapan yang dilakukan sebelum bertanding menurut inu yakni dengan mempersiapkan fisik dan mental serta belajar materi-materi yang akan diujikan. “Saya mempersiapkan ini selama 1 tahun,” tutur pria yang mempunyai cita-cita menjadi guru.
kendala yang dihadapi Inu saat latihan yakni telatnya penyediaan alat-alat untuk latihan. “Pesaing terberat kita saat ke putaran nasional yakni dari pulau jawa, karena mereka pengenalannya lebih dahulu dari pada disini, selain itu, peralatannya juga sudah canggih. tidak seperti waktu saya latihan yang peralatannya masih dicari sehingga harus menunggu,” tutur pria yang menyikapi hal itu dengan mengerjakan hal lain terlebih dahulu dengan mencari alat yang dibutuhkan.
keyakinan bahwa dirinya lebih bisa dari pada orang lain membuat dirinya merasa percaya diri dan akhirnya terpilih menjadi duta Indonesia dalam ajang Asean Skill Competion dalam bidang refrigasi atau pendingin.
dengan melihat alam disekitanya, Inu tergerak untuk membantu kendala yang dihadapi masyarakat sekitarnya. “Dalam dunia pendingin ini kita bisa membantu nelayan yang bingung akan mengawetkan ikannya dan yang dipegunungan yang bingung akan mengawetkan buah-buahannya, maka dari itu saya berniat untuk menjadi guru bagi mereka,” harap pria yang telah terdaftar di jurusan Teknik Elektro Universitas Indonesia ini. (JFR)
Selengkapnya...