Kamis, 18 November 2010

Wanita juga bisa


Meskipun seorang wanita namun penampilan Hajar, atlet panjat tebing dari kab. Sinjai ketika di lapangan banyak penonton yang terpukau. Pasalnya, wanita berkerudung ini dengan cepat melintasi rintangan-rintangan yang disediakan dalam panjatan yang didakinya. Alhasil, medali yang berhasil dikumpulkan hajar sebanyak 4 emas.

Tahun 2004 merupakan awal karir Hajar merintis hobinya, ketika itu ia tertarik dengan tawaran dari temannya yang juga anggota pecinta alam. Ia telah 2 kali mengikuti porda ini. “Porda 2006 saya mendapat 1 perak dan 3 perunggu. Karena masih pemula,” tuturnya. Olahraga yang menantang merupakan anggapan dari wanita kelahiran Sinjai, 30 mei 87 ini.
Sejak tahun 2006, tawaran demi tawaran dilakoninya untuk menjadi atlet panjat tebing wakil dari kontingen kab. Sinjai, prestasi yang ditorehkan saat menerima tawaran tersebut juga dilakoninya dengan maksimal, maka dalam kejurnas 2006 yang dilaksanakan di kabupaten Karawang jawa barat, ia meraih satu perunggu.
“latihan yang dilaksanakan selama 10 hari, karena setelah praporda pertengahan juli lalu, saya tidak sempat latihan karena terhalang kerja. Namun, di tempat kerja saya juga selalu latihan fisik, karena dengan pembentukan fisik yang baik, ketika memanjat kita tidak akan terkendala,” ungkapnya.
Meskipun selama 10 hari, namun bila ditekuni dengan disiplin dan semangat yang tangguh serta kesungguhan menurut wanita yang akrab disapa ijha ini akan membuahkan hasil yang optimal. “Olahraga ini, telah membuktikan wanita juga bisa melakukannya. Selain itu, saya bisa membuktikan kepada masyarakat kab. Sinjai, meskipun tidak ada sarana dan prasarana yang mendukung tapi putra putri daerah bisa menjadi juara umum. Hal ini, dikarenakan kesungguhan dan disiplin dari teman-teman,” ungkapnya.
Meskipun sempat di terapi selama 4 minggu, tapi wanita ini tidak pernah terpikir untuk mundur dari perhelatan panjat tebingnya. Dengan motivasi anak daerah juga bisa juara ia berharap agar semangat dari teman-temannya tidak sampai disini, melainkan kejurnas dan PON masih menunggunya kelak dan tetap berikan yang terbaik untuk kab. Sinjai. (JFR).
Prestasi
- Medali perunggu kejurnas karawang 2006
- Peringkat III kejurnas STAND banten
- Medali perak jalur pendek putri porda 2006
- Medali perunggu kecepatan perorangan putri porda 2006
- Medali emas kecepatan perorangan putri porda 2010
- Medali emas kecepatan ganda campuran porda 2010
- Medali emas kecepatan beregu putri porda 2010
- Medali emas jalur pendek beregu putrid porda 2010
Selengkapnya...

Kalahkan rasa


Menjadi juara merupakan hal yang diidam-idamkan semua atlet, begitu pula dengan atlet satu-satunya yang masuk final dalam cabang olahraga taekwondo. Atlet dari kabupetan gowa ini mengaku tujuan utamanya yakni mengalahkan rasa dalam dirinya. Seperti rasa ragu dan rasa takut. Sedangkan kemenangan adalah harapan yang masih digantungnya.

Atlet ini akrab disapa Akbar, ia merupakan salah satu mahasiswa Fakultas kesehatan Masyarakat, Universitas Muslim Indonesia. Menurutnya ia telah menjalani olahraga ini sejak masih di bangku kelas 3 SMA. “Jika mau ikut bertanding, saya selalu ada halangan, sehingga tidak jadi bertanding lagi,” akunya.
Ia merupakan penyumbang medali perak untuk kontingen gowa, setelah 2 temannya berhasil dikalahkan oleh lawannya. Kendala dalam menghadapi Porda ini, menurut pria kelahiran Fak-fak yakni proposal skripsi dan financial. Ia pun membeberkan akan kiat-kiatnya sehingga bisa bertahan hingga final, yakni dengan mengalahkan rasa takut itu.
Motivasi terbesar yang bisa membuat ia bertahan yakni mengalahkan lawan dan mengharumkan nama gowa. “Banyak teman yang kalah, sehingga saya ingin membalaskan kekalahan teman saya itu,” tuturnya. Pria yang mempunyai motto “kalah menang bukan masalah, selama pertandingan belum selesai jangan menyerah” berharap, agar kiranya dalam pertandingan di lain waktu, juri bisa bersikap adil. “karena itu bisa menurunkan mental atlet yang bertanding,” tutur pria yang mempunyai nama lengkap Muh. Akbar eko pontoh. Untuk itu, pria yang lahir pada 7 agustus ini mengaku cara menghadapinya yakni bersyukur dengan apa yang telah dicapai.
“Saya sudah berusaha dengan latihan, namun keputusannya saya serahkan pada tuhan saja,” tutur pria yang mempunyai prinsip hidup ALLAH SWT dan Rasulullah SAW ini. (JFR)
Selengkapnya...

Tak lupa akan kewajiban

Hutri ardiyanto merupakan seorang remaja yang masih berusia 16 tahun, diusianya yang terbilang muda dan masih menduduki bangku SMA sudah banyak prestasi yang telah diraihnya. Maka dari itu, KONI kab. Maros mengutus remaja ini untuk mewakili kab. Maros dalam cabang olahraga menembak kelas junior.

Dalam penampilannya dalam PORDA Sulawesi selatan yang ke-XIV, remaja yang akrab disapa Hutri ini tidak mengecewakan, pasalnya dengan kemampuan yang dimilikinya remaja yang masih duduk di SMAN 1 Maros ini memboyong 1 emas dan 1 perak. Medali emas diraihnya saat Hutri dan timnya menang dalam kelas tembakan Air Rifle Match (ARM) tim putra dan medali perak didapat saat Hutri bertanding di kelas ARM junior.
“Saya menekuni olahraga ini sejak kelas 3 SMP dan saya rasa olahraga menembak itu asik dan seru bila ditekuni dengan serius,” akunya. Prestasi yang dimilikinya dalam bidang menembak tidak diketahui oleh pihak sekolah, maka dari itu, dari event ini remaja yang lahir di maros, pada 17 agustus 94 ini ingin membuktikan bahwa ia bisa mengharumkan nama kabupatennya dalam tingkat provinsi.
Banggakanlah orang tua bukan hanya sekali merupakan motto dari remaja yang gemar juga dengan olahraga karate ini. “Persiapan yang dipakai untuk latihan selama 4 bulan, itupun hampir tiap hari,” tuturnya.
“kendala lainnya, pada saat latihan yakni membagi waktu, karena di sekolah saya banyak mengikuti organisasi,” aku remaja yang mempunyai prinsip hidup jangan menyerah dalam berusaha selama ada jalan menuju tujuan. Meskipun sibuk, namun Hutri tidak lupa akan kewajiabannya sebagai seorang siswa. Untuk itu, selain berprestasi di olahraga, ia juga berprestasi di bidang akademik. Buktinya semenjak kelas 1 SMP ia telah mendapatkan beasiswa dari Kostrad.
Melalui cabang olahraga ini, ia ingin membahagiakan orang tuanya. “kalau bisa hingga tingkat nasional dan internasional, serta bisa mengharumkan nama bangsa dan negara,” harapnya penuh. Suka duka telah ia jalani melalui olahraga ini. “Sukanya karena latihannya asik dan santai. Akan tetapi, dukanya kalau disuruh latihan kering oleh pelatih,” tutur remaja yang mendapat medali emas di praporda. (JFR)
Prestasi
- Juara 3 air rifle hunting di SPN batua dalam kapolda cup
- Juara 1 air rifle match di spn batua dalam praporda
- Juara 1 beregu air rifle match junior di unhas dalam kejuaraan Indonesia timur
- Juara 1 beregu air rifle match dalam porda XIV
- Juara 2 air rifle match junior dalam porda XIV
Selengkapnya...

BERAWAL DARI COBA-COBA

Judo merupakan olahraga yang digemari oleh kaum adam, karena teknik bermain judo yakni dengan bantingan. Namun berbeda dengan Isna Anggriani, karena menurutnya olahraga judo merupakan salah satu olahraga yang bisa memikat hatinya untuk mencoba. Maka dari itu, pada tahun 2006, remaja yang akrab disapa Isna mencoba olahraga ini, hingga ia tekuni sampai sekarang.

Menurut remaja yang lahir di pangkajene pada 12 desember 94 ini, olahraga judo belum dikenal luas oleh masyarakat pangkep. Sehingga ia berharap olahraga judo dapat dikembangkan di daerahnya. Prestasi yang ditorehkan dalam PORDA XIV yakni medali emas pada kelas 52 kg putri.
“Kendala dalam latihan sebelum porda ini berlangsung yakni tempat latihan yang berpindah-pindah. Karena tempat latihan di pangkep tidak ada, sehingga kami sempat pusing untuk latihan,” ungkap remaja yang mempunyai motto berjuang sekuat tenaga untuk hasil yang maksimal.
Suasana akrab dengan teman dan hubungan antara senior dan junior selalu berbagi teknik merupakan suatu hal yang membuat dirinya makin cinta terhadap olahraga ini. “Dengan olahraga ini saya bisa berprestasi, memang dalam hal MIPA saya kurang. Meskipun awalnya coba-coba tapi bila ditekuni dengan serius, itu akan membuahkan hasil yang maksimal,” tuturnya.
Menurutnya, kendala dalam pelaksanaan porda ini ketika ia harus izin dari sekolahnya dan mengejar tugas dan pelajaran selama ia dalam karantina. “Cara saya mengejar ketertinggalan yakni dengan berkomunikasi dengan teman, tentang apa mata pelajaran yang sudah diajarkan oleh guru,” tuturnya. Selain itu, persiapan dari fisik, teknik dan mental juga dipersiapkan dalam menghadapi lawannya.
Sementara itu, ia juga membeberkan tentang kiat-kiatnya yang dipakai selama ini, sehingga ia bisa menyumbangkan emas untuk kontingennya, kiat-kiat itu antara lain harus yakin, percaya diri dan berdoa. “Motivasi terbesar saya yakni mempersembahkan medali untuk pangkep dan itu terwujud hingga kini,” akunya. (JFR)
Prestasi :
- Juara 3 kostrad open
- Juara 1 praporda
- Juara 1 porda
Selengkapnya...