Sabtu, 02 Maret 2013

lebih dekat dengan universitas Syiah Kuala

Sejarah Universitas Syiah Kuala, merupakan wujud dari keinginan rakyat Aceh untuk memiliki sebuah lembaga pendidikan tinggi negeri, sebagaimana yang pernah ada dan berkembang pada masa silam. Pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda, Kerajaan Aceh telah menjadi pusat pengembangan ilmu pengetahuan yang terkenal. Para mahasiswa dan staf pengajar berasal dari berbagai penjuru dunia, seperti Kesultanan Turki, Iran, dan India. Syiah Kuala, yang namanya ditabalkan pada perguruan tinggi negeri di Serambi Mekkah ini, adalah seorang ulama Nusantara terkemuka yang bernama Tengku Abdur Rauf As Singkili di abad XVI, yang terkenal baik di bidang ilmu hukum maupun keagamaan. Pada tahun 1957, awal Provinsi Aceh terbentuk, para pemimpin pemerintahan Aceh, antara lain oleh Gubernur Ali Hasjmy, Penguasa Perang Letnan Kolonel H. Syamaun Ghaharu dan Mayor T. Hamzah Bendahara serta didukung para penguasa, cendikiawan, ulama, dan para politisi lainnya telah sepakat untuk meletakkan dasar bagi pembangunan pendidikan daerah Aceh. Tanggal 21 April 1958, Yayasan Dana Kesejahteraan Aceh (YDKA) dibentuk dengan tujuan mengadakan pembangunan dalam bidang rohani dan jasmani guna mewujudkan kesejahteraan dan kebahagiaan bagi masyarakat. YDKA pada awalnya dipimpin oleh Bupati M. Husen, Kepala Pemerintahan Umum pada Kantor Gubernur pada waktu itu, yang kemudian dipimpin oleh Gubernur Ali Hasjmy. YDKA menyusun program antara lain: a. Mendirikan perkampungan pelajar/ mahasiswa di ibukota provinsi dan setiap kota kabupaten dalam wilayah Nanggroe Aceh Darussalam. b. Mengusahakan berdirinya satu Universitas untuk daerah Nanggroe Aceh Darussalam. Selaras dengan ide tersebut, tanggal 29 Juni 1958, Penguasa Perang Daerah Istimewa Aceh membentuk KOMISI PERENCANA DAN PENCIPTA KOTA PELAJAR/MAHASISWA. Komisi yang dipandang sebagai saudara kandung YDKA ini mempunyai tugas sebagai komisi pencipta, badan pemikir, dan inspirasi bagi YDKA, sehingga komisi ini dipandang sebagai modal utama pembangunan perkampungan pelajar/mahasiswa. Komisi pencipta diketuai oleh Gubernur Ali Hasjmy dan Letkol T. Hamzah sebagai wakil ketua. Hasil karyanya yang pertama adalah menciptakan nama DARUSSALAM untuk kota pelajar/mahasiswa, dan SYIAH KUALA untuk Universitas yang didirikan. Seterusnya berbagai usaha dilakukan oleh YDKA bersama Komisi Pencipta untuk mewujudkan pembangunan Darussalam dan Universitas Syiah Kuala. Tekad pemerintah dan rakyat Aceh untuk membangun kembali dunia pendidikan Aceh, telah terpatri dengan kokoh didalam dada, sehingga setahun kemudian, pada tanggal 17 Agustus 1958 telah dilangsungkan upacara peletakan batu pertama kota pelajar/ mahasiswa (KOPELMA) Darussalam oleh Menteri Agama K.H. Mohd. Ilyas atas nama pemerintah pusat, seminggu kemudian diikuti dengan peletakan batu pertama pembangunan gedung di Darussalam yang dilakukan oleh Menteri PDK Prof. Dr. Priyono. Setahun kemudian keinginan dan cita-cita rakyat Aceh untuk memiliki sebuah perguruan tinggi telah menjadi kenyataan. Kota Pelajar Mahasiswa Darussalam secara resmi dibuka Presiden Soekarno pada tanggal 2 September 1959, diiringi pembukaan selubung Tugu Darussalam dan peresmian pembukaan fakultas pertama dari Universitas Syiah Kuala, yaitu Fakultas Ekonomi. Tanggal 2 September ini selanjutnya ditetapkan sebagai Hari Pendidikan Daerah Nanggroe Aceh Darussalam, yang diperingati setiap tahun oleh rakyat Aceh, hari yang mengandung makna kebangkitan kembali pendidikan di daerah ini. Pada pembukaan dan peresmian Kopelma Darussalam, Presiden Soekarno menyatakan bahwa Darussalam sebagai pusat pendidikan daerah Aceh adalah lambang iklim damai dan suasana persatuan, hasil kerjasama antara rakyat dan para pemimpin Aceh, serta sebagai modal pembangunan dan kemajuan daerah Aceh khususnya, dan Indonesia umumnya. Sejarah telah membuktikan bahwa tekad bulat telah mewujudkan cita-cita menjadi kenyataan, dan kenyataan ini telah diabadikan dalam guratan pada Tugu Darussalam melalui tulisan tangan seorang pemimpin negara. Mulai saat itu, semua komponen rakyat Aceh ikut mencurahkan pikiran dan tenaga serta bekerja bahu membahu dalam membangun Darussalam sehingga berdirinya Universitas Syiah Kuala. Polisi, tentara, pegawai, anak sekolah, rakyat di sekitar perkampungan Darussalam, turut serta bergotong royong dengan penuh keikhlasan untuk mendirikan dan menyumbangkan tenaga bagi pembangunan Darussalam, yang dipandang sebagai “Jantung Hati Rakyat Aceh”. Cikal bakal Unsyiah yang dimulai dari Fakultas Ekonomi, dilanjutkan dengan pembentukan Fakultas Kedokteran Hewan dan Ilmu Peternakan pada tahun 1960. Unsyiah, sebagai sebuah universitas secara resmi baru dinyatakan pada tanggal 21 Juni 1961 melalui SK Menteri PTIP No. 11 Tahun 1961 dan pengesahaannya melalui Keputusan Presiden No. 161 tanggal 24 April tahun 1962. Bersamaan dengan SK pembukaan Unsyiah, maka dibuka pula Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, dan Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat. Pengembangan Unsyiah dilanjutkan dengan pendirian Fakultas Teknik, Fakultas Pertanian, Fakultas Kedokteran dan Fakultas MIPA. Disamping 8 buah Fakultas dengan jenjang Strata 1 tersebut, hingga saat ini Unsyiah telah memiliki program profesi untuk dokter dan dokter hewan, program diploma 3 (D-III) Fakultas Ekonomi, Fakultas Teknik, Fakultas MIPA, program diploma 2 (D-II PGSD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, program S1 Ekstensi Fakultas Ekonomi, Fakultas Hukum, Fakultas Teknik dan Fakultas Pertanian, serta kelas paralel S1 FKIP. Selain itu, Universitas Syiah Kuala juga telah membuka program Pasca Sarjana (PPs) magister Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan (IESP), Magister Manajemen (MM), Konservasi Sumber Daya Lahan (KSDL), Manajemen Pendidikan (MP), dan Magister Teknik (MT). Pada tahun ajaran 1998/1999, Universitas Syiah Kuala telah menerima mahasiswa baru untuk Program Doktor (S3) dalam bidang ilmu ekonomi. Sejak didirikan, Unsyiah berturut-turut dipimpin oleh Kolonel M. Jasin dengan sebutan Pj. Presiden, Drs. Marsuki Nyak Man dengan sebutan ketua Presidium, Drs. A. Madjid Ibrahim sebagai Rektor, seterusnya Prof. Dr. Ibrahim Hasan, MBA., Prod. Dr. Abdullah Ali, M.Sc., Dr. M. Ali Basyah Amin, MA., Prof. Dr. Dayan Dawood, MA., Prof. Dr. Abdi A. Wahab, M.Sc, Prof. Dr. Darni M. Daud, M.A dan kini Unsyiah berada dibawah pimpinan Prof. DR. Ir. Samsul Rizal, M. Eng --------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- Visi Misi VISI Menjadikan Universitas Syiah Kuala sebagai salah satu Universitas terkemuka di Asia Tenggara dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, menghasilkan lulusan yang berkualitas serta menunjung tinggi nilai-nilai moral dan etika. MISI 1. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran yang berkualitas untuk menghasilkan lulusan yang berkualifikasi sebagai pakar, peneliti dan pemikir dengan memanfaatkan seluas-luasnya aplikasi teknologi untuk pembangunan ilmu pengetahuan. 2. Mengembangkan budaya dan sistem riset untuk menghasilkan produk riset yang berkualitas dan bermanfaat bagi masyarakat. 3. Mengembangkan kerjasama institusional dalam rangka percepatan pembangunan untuk menjadi universitas yang mandiri. 4. Meningkatkan kualitas manajemen universitas serta terus-menerus untuk mendukung kegiatan dan layanan melalui penerapan prinsip akuntabilitas, transparansi dan partisipatif yang bercirikan good government. 5. Menggalakkan pengabdian kepada masyarakat berlandaskan tanggung jawab sosial yang besar --------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- Fasilitas Fasilitas Laboratorium Universitas Syiah Kuala saat ini memiliki 131 unit laboratorium yang digunakan untuk praktikum mahasiswa, penelitian mahasiswa, dan dosen dan pelayanan masyarakat dalam hal penelitian sesuai dengan bidangnya masing-masing. Laboratorium tersebut tersebar diberbagai jurusan fakultas dengan rincian sebagai berikut : Fakultas EKonomi 2 unit, Fakultas Kedokteran Hewan 11 unit, Fakultas Hukum 1 unit, Fakultas Teknik 29 unit, Fakultas Pertanian 17 unit, FKIP 3 unit, Fakultas Kedokteran 27 unit, Fakultas MIPA 26 unit, dan 1 unit Laboratorium Terpadu. Kantor Pusat Administrasi (KPA) Kantor Pusat Administrasi (KPA) merupakan satuan pelaksana administrasi pada tingkat Universitas Syiah Kuala yang terdiri dari beberapa biro yaitu : Biro Administrasi Umum dan Keuangan (BAUK), Biro Administrasi Akademik (BAA), Biro Administrasi Kemahasiswaan (BAK) dan Biro Administrasi Perencanaan dan Sistem Informasi (BAPSI) Lembaga dan UPT Secara structural Universitas Syiah Kuala memiliki dua lembaga dan 2 Unit Pelaksana Teknis (UPT). Lembaga dan UPT yang ada di Universitas Syiah Kuala saat ini adalah Lembaga Penelitian (Lemlit), Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat (LPKM), UPT Pusat Komputer dan Sistem Informasi (PUKSI) dan UPT Perpustakaan. Perpustakaan Universitas Syiah Kuala memiliki koleksi yang lumayan memadai yang mencakup buku teks, buku referensi, jurnal, serial, perodikal, dan tulisan-tulisan ilmiah dari civitas akademika Universitas Syiah Kuala. Badan Penjamin Mutu (BJM) Pembentukan Sistem Penjaminan Mutu Akademik (SPMA) melalui Surat Keputusan Rektor No.462 Tahun 2006 tanggal 19 Desember 2006 didorong oleh tekad dan komitmen Universitas Syiah Kuala untuk menjadi salah satu perguruan tinggi yang berkualitas dan berdaya saing tinggi. Struktur organisasi SPMA mencakup organisasi mutu tingkat universitas, fakultas dan jurusan/program studi. Di tingkat universitas, organisasi SPMA adalah Badan Penjaminan Mutu (BJM). Di tingkat fakultas adalah Satuan Penjaminan Mutu Fakultas (SJMF), dan ditingkat jurusan/program studi adalah Tim Penjaminan Mutu Akademik (TPMA). Selanjutnya ditingkat staf akademik adalah Gugus Kendali Mutu (GKM). Dengan mengusung motto “Menggemgam mutu, meningkatkan daya saing”, maka BJM Unsyiah bertekad untuk menjamin proses SPMA Universitas Syiah Kuala dapat terlaksana sebagaimana direncanakan. Organisasi Kemahasiswaan Dalam rangka membangun bakat kepemimpinan dan manajerial, mahasiswa diharapkan untuk ikut aktif dalam berbagai organisasi dan aktivitas mahasiswa, baik ditingkat universitas, fakultas dan jurusan. Universitas Syiah Kuala sangat mendukung program-program pengembangan yang dirancang, diputuskan dan dijalankan sendiri secara mandiri oleh mahasiswa. Kepengurusan mahasiswa dalam setiap organisasi berlangsung dalam periode satu tahun, dan proses suksesi belangsung sepenuhnya oleh dan untuk mahasiswa. Organisasi-organisasi mahasiswa di Universitas Syiah Kuala adalah sebagai berikut : a. PEMA : Pemerintah Mahasiswa b. DPM : Dewan Permusyawaratan Mahasiswa c. MPM : Majelis Permusyawaratan Mahasiswa d. UKM : Unit Kegiatan Mahasiswa Unit Pelayanan Akademik, Riset dan Kemahasiswaan Unit Pelayanan Akademik terdiri dari Pusat Bahasa (Language Centre), Pusat Jasa Ketenagakerjaan, Pusat Bimbingan dan Konseling, Unit Percetakan, Klinik Mahasiswa, Pusat Teknologi Pendidikan, Kebun Unsyiah, Bengkel, Unit Pelayanan Mata Kuliah Umum (MKU), Sentra HAKI, Pusat Pengembangan Studi Kawasan, Pusat Penelitian Ilmu Sosial dan Budaya, Pusat Studi Amerika, Pusat Studi Penelitian Lingkungan Hidup, Pusat Penelitian Kependudukan dan Sumber Daya Manusia, Pnelitian IPTEK, Asrama Koperasi Mahasiswa, Pusat Penelitian dan Pengembangan Pendidikan, Pusat Studi Wanita, Pusat Studi Makanan Tradisional, Badan Penjaminan Mutu, Pusat Studi Ilmu Kelautan, Pusat Pengkajian Pengembangan dan Pelatihan Pertanian, Pusat Studi Hukum Adat, Pusat Studi Hak Asasi Manusia dan Pusat Studi Ilmu Kepolisian, University Farm, Animal Teaching Farm serta Tsunami Disaster and Mitigation Research Centre(TDMRC) Fasilitas Pendukung Universitas Syiah Kuala memiliki beberapa fasilitas olahraga yaitu lapangan tenis, 2 lapangan terbuka (untuk kegiatan umum dan olahraga), Lapangan Bola Kaki dan Stadion Olah Raga. Sport Centre dan gedung pusat kegiatan mahasiswa. Terdapat juga fasilitas auditorium yaitu Gedung AAC (Academic Activity Centre) Prof. Dr. Dayan Dawood, MA. Selain itu terdapat fasilitas wartel, warnet, kantor pos, bank dan ATM, puskesmas, Islamic Centre, bus kampus, tempat parkir, playground untuk anak-anak, ruang terbuka hijau dan kantin. Academic Activity Centre Academic Activity Centre atau Gedung Serbaguna merupakan sebuah sarana baru yang selesai dibangun tahun 2003 melalui biaya dari OECF. Gedung ini dapat diperguankan untuk berbagai kegiatan, baik oleh masyarakat kampus maupun luar kampus dengan mengikuti prosedur yang telah ditetapkan oleh Rektor Iniversitas Syiah Kuala. Prasarana Yang Dimiliki Unsyiah 1. Luas Kampus : 1.324.300 M2 2. Luas Tanah dan Kampus Darussalam : 9.437.209 M2 3. Luas Ruangan : 136.174 M2 4. Luas Gedung : 123.009 M2 5. Rumas Dinas, Kopelma, Tempat Parkir : 51.035 M2 Islamic Centre Untuk menyeimbangkan kemampuan ilmu pengtahuan dan teknologi dengan pembangunan spiritual bagi civitas akademika dan masyarakat umum, maka Universitas Syiah Kuala juga memiliki sarana dan prasarana yang mendukung pengembangan spiritual berupa Islamic Centre. Komplek Islamic Centre yang representatif untuk Universitas Syiah Kuala hingga saat ini terus dibenahi untuk memberi suasana nyaman dalam beribadah. Madrasah Diniyah yang berada di kampus akan dipindahkan ke komplek Islamic Centre setelah komplek ini selesai. Islamic Centre ini direncanakan akan mengadakan studi tentang isalam, seperti penyebaran Isalam di Nusantara, sumbangan Fiqh Islam dalam pengembangan sastra indonesia, arsitektur Isalam dan masalah-masalah lainnya yang berkaitan dengan Islam sebagai agama yang dianut oleh masyarakat Aceh. --------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- Selengkapnya...