Rabu, 11 Juni 2014

AKU BANGGA MENJADI PERWIRA TNI-AD

Menjadi perwira TNI merupakan suatu kebanggan sendiri bagi yang sudah menjabat sebagai perwira, karena tidak semua orang bisa untuk menjadi perwira TNI, selain peminatnya banyak karena diambil dari baground pendidikan SMA sederajat, Ada beberapa tes juga yang harus dilaksanakan terlebih dahulu seperti, tes fisik, tes psikologi, dan tes kesehatan yang mana memakai sistem gugur dalam pelaksanaannya. Menjadi perwira TNI, berarti telah siap untuk mencurahkan segala daya dan upayanya dalam menjaga kedamaian NKRI dan menjaga agar tidak terjadi tumpah darah di bumi pertiwi ini. Jauh dari sanak saudara dan harus berangkat ke daerah konflik untuk menjaga perdamaian merupakan menjadi tugas mulia bagi seorang perwira. Tertib, disiplin dan siap siaga dalam 7 hari dikali 24 jam merupakan jam kerja bagi seorang perwira. meskipun jam kerja begitu padat, namun tidak ada perwira yang mengeluh dengan jam kerja tersebut karena hati mereka telah terpanggil oleh ibu pertiwi untuk menjaga perdamaian di bumi pertiwi ini. “ayah, ayah besok mau kemana.??” Tanya seorang anak lelaki berumur 5 tahun “ayah, dapat panggilan dari ibu pertiwi di wilayah timur nak, ayah harus pergi dengan teman-teman ayah untuk beberapa bulan, kamu sebagai anak laki-laki harus bisa jaga ibu ya, selama ayah tidak ada bersama kalian, ayah janji akan pulang secepatnya jika sudah waktunya pulang,” seru ayahnya yang memang masih berpangkat kopda. Jauh dari anak dan istri sering aku alami jika ditugaskan di daerah konflik atau ada acara-acara kesatuan yang jauh dari kampung halaman. Tidak bisa melihat tumbuh kembang anak merupakan resiko yang harus aku alami, karena menjadi seorang perwira harus siap jika harus dipindah tugaskan di batalion yang jauh dari anak istri. Tidak mungkin setiap dipindahtugaskan ke daerah lain anak istri harus diboyong juga apalagi jika mempunyai istri yang juga bekerja. Selain kasihan ke anak harus beradaptasi lagi dengan lingkungan barunya dan pasti akan mempengaruhi sekolahnya nanti karena harus berpindah-pindah juga. “ayah, ayah hati-hati ya, kerjanya, toni disini selalu mendoakan ayah dimanapun ayah berada, agar tetep sehat dan cepet pulang, karena toni ga punya temen bermain,” “pasti nak, toni doakan ayah ya, agar negeri ini aman selalu, sehingga bisa memperingankan kerja ayah dan teman-teman ayah,” seru kopda Agung disela-sela mngunjungi anak istrinya, “nanti kalau toni besar, toni pengen kaya ayah ah, pengen menjaga perdamaian juga, kan nanti bisa jadi temennya spiderman, superman, batman, ultraman dan power rangers kan yah..” “makanya, toni sekolah dulu yang pintar, biar bisa diterima di akademi militer,” “baik yah, mulai sekarang toni mau rajin belajar baca dulu ya yah, kan toni belum lancar bacanya, heheh” sambil ngeloyor dari pangkuan sang ayah. “sip,, anak pintar, ini baru anaknya ayah,” sambil mengusap rambut sang anak Dari kejauhan aku melihat seseorang yang sudah tidak asing lagi di hidupku, ya dia adalah yani, istriku yang baru pulang tugas, istriku merupakan seorang pegawai negeri sipil di kalangan kesehatan di bagian radiologi, “Assalamualaikum, eh ayah udah pulang yah, gimana kabarnya,” sambut istriku dengan senyum yang sangat mengembang. “walaikum’salam, iya de, alhamdulilah ayah baik, kamu apa kabar, gimana tadi di rumah sakit,” jawabku dengan senyum simpul, Ya memang, jika aku pulang kita selalu menanyakan kabar masing-masing, karena tugas ku di subang sedangkan istriku tugas di banjar jawa barat. Meskipun ada telepon, namun istriku tau apa yang diemban oleh suaminya. Sehingga, tidak seperti gaya pacaran jaman sekarang yang mana harus setiap menit kasih kabar dan akupun hanya sms sekenanya saja, karena aktivitas di batalion bisa terbilang padat. “alhamdulillah yah, tadi di rumah sakit lancar saja, ayah ko tumben pulang di hari rabu, biasanya hari sabtu atau minggu,” selidik istriku “iya de, ayah dapat cuti 1 hari, karena besok selama 1 bulan ayah mau di didik lagi buat persiapan ke timor-timor,” “apah,,,,?? Ayah mau ditugaskan ke timor-timor,” seru istriku, yang mukanya langsung murung. “ade kenapa, ini kan kewajiban ayah sebagai seorang perwtapi, jadi harus siap kemana saja dan kapanpun,,” “iya yah, tapi,,,” “tapi apa” “tapi ade takut, ayah kenapa-napa disana, ade liat diberita-berita lagi heboh disana yah, ada yang pulang dengan kehilangan anggota tubuhnya” isak istriku. “ade harus ingat 3 hal, jodoh, mati, dan rezeki itu sudah ada yang mengatur, kita sebagai umat manusia hanya mencari saja, atau bisa dibilang ihtiar, ALLAH sudah mengatur semua, jalan takdir umatnya, sudah mengatur kita berjodoh, jadi yang ayah minta dari ade, doakan ayah, biar ayah pulang dengan utuh, tanpa kurang satupun, ini kan tugas mulia,” “itu sudah pasti dong yah, yah, sebelum ayah besok tugas jauh, kita jalan-jalan yuk yah, kasihan toni akan ditinggal lama oleh ayahnya,” Seketika itu juga aku langsung menyetujui permintaan istriku. Ya, meskipun hanya ke mall yang jaraknya deket sekitar rumah, namun itu merupakan hal yang terindah yang aku alami dan bisa menghilangkan sejenak pikiranku tentang esok di timor-timor, terlebih lagi bisa melihat senyum simpul yang menghiasi raut muka anak dan istriku yang pasti akan kurindukan disana nanti. Sebagai seorang perwira aku pun selalu belajar tentang sosialisasi dan berperilaku terhadap sesama, karena itu merupakan kunci sukses kita bila kita keluar dari kampung halaman, mengingat hal itu aku selalu ingat terhadap pepatah yang mengatakan dimana bumi berpijak disitu langit dijunjung atau lain sawah lain belalangnya, maka dari itu, meskipun aku dan istri orang jawa timur, aku selalu belajar memakai bahasa sunda dalam kehidupanku sehari-hari untuk berkomunikasi dengan masyarakat sekitar asrama di subang sana. Jayalah negeriku, jayalah TNI ku,,,, Berbangga dan bersyukur wahai saudaraku yang hatinya telah terpanggil untuk menjaga bumi pertiwi ini, dan tuhan mengijinkannya, karena masih banyak diluar sana yang ingin seperti kalian namun tuhan tidak mengijinkannya. Tulisan ini aku persembahkan untuk sahabat baru ku Kopral satu Agung yang bertugas di batalion Kala Hitam subang, yang mana pada hari ini (10/6/2014) telah meninggalkan kampung citamiang desa cikumpay karena telah selasai tugas TMMD yang ke 92 di kampung halamku, terimaksih semuanya, terutama koptu Agung yang dengan semangatnya memberikan wawasan militernya terhadapku,,, moga lain waktu kita bisa berjumpa lagi....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar